Cikini Ampiun, daerah yang berlokasi sangat dekat dari FKUI Salemba, menjadi rumah bagi IKM FKUI untuk menjalankan mimpi mahasiswa kedokteran dalam mengabdi kepada masyarakat. Dalam perwujudannya, Departemen Pengabdian Masyarakat BEM IKM FKUI bekerja sama dengan CIMSA-UI, AMSA-UI, STUNICA, FSI, TBM FKUI, dan seluruh IKM FKUI untuk menjalankan program pengembangan komunitas, terutama dalam bidang kesehatan. Kegiatan ini berlangsung selama lima tahun dimulai pada tahun 2021 hingga 2026 dan sekarang telah memasuki tahun kedua dari implementasi indikator-indikator pada program ini. Setelah proses yang cukup panjang dalam pemilihan wilayah binaan, Cikini Ampiun dipilih atas banyaknya pertimbangan. Salah satu hal yang kami cermati adalah masih tingginya masalah aspek kesehatan masyarakat di Cikini, meskipun lokasinya terletak di tengah Ibukota Jakarta dan berdekatan dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo serta FKUI yang seharusnya memiliki standar kesehatan yang tinggi.
Cetak Biru Community Development Cikini Ampiun hadir sebagai dasar acuan dalam pelaksanaan program community development kami. Secara umum, terdapat 4 indikator utama yang dibagi kepada badan-badan di IKM FKUI, yaitu kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak, kesehatan remaja, serta penyakit tidak menular. Dalam masing-masing indikator, terdapat tujuan umum dan khusus yang difokuskan kepada masalah-masalah kesehatan yang konkret terjadi di masyarakat. Sebelumnya, Departemen Pengabdian Masyarakat juga telah melakukan community assessment, community diagnosis, serta diskusi bersama staf pengajar FKUI dan stakeholder setempat untuk hasil Cetak Biru yang komprehensif.
Pada tahun 2022, Departemen BEM IKM FKUI melaksanakan Grand Opening Community Development Cikini Ampiun yang melambangkan dibukanya dan dimulainya kegiatan pengembangan komunitas IKM FKUI di Cikini. Secara umum, Departemen Pengabdian Masyarakat BEM IKM FKUI berperan dalam supervisi dan evaluasi utama pelaksanaan community development yang mengacu pada Cetak Biru. Maka dari itu, diadakan pula Rapat Supervisi Community Development yang mengundang seluruh perwakilan badan pada IKM FKUI untuk mendapatkan pemaparan serta berdiskusi mengenai intervensi yang akan dilakukan oleh masing-masing badan sebelum dilakukannya intervensi. Selain itu, kami juga menyusun sebuah guideline yang dijadikan acuan untuk pelaksanaan intervensi community development. Pada periode tahun 2022, sudah terdapat 2 badan yang melakukan intervensi, yaitu BEM IKM FKUI dan Stunica.
Setelah pelaksanaan Community Assessment Cikini Ampiun 2023, Departemen Pengabdian Masyarakat BEM IKM FKUI mengadakan rapat supervisi pertama bersama perwakilan badan-badan. Rapat ini ditujukan untuk memaparkan LPJ Community Development tahun pertama, mengaji ulang indikator-indikator Cetak Biru yang telah terpenuhi dan yang belum terpenuhi, mendiskusikan indikator Cetak Biru yang akan digunakan untuk intervensi tiap badan pada tahun ini, serta melakukan reinforcement terhadap MOU Community Development. Selain itu, kami juga mengundang perwakilan badan untuk hadir dalam pengembangan wawasan mengenai community development yang dibawakan oleh dr. Syougie, Sp.KP dan dr. Dewi Friska, MKK, Sp.KKLP. Pada rapat pertama, kami juga memaparkan mengenai guideline kalender dan tag tanggal intervensi serta rekomendasi bentuk intervensi. Kalender dan tag tanggal intervensi dibentuk agar tidak ada intervensi yang menumpuk di satu hari dan menjaga semangat serta antusias warga dalam mengikuti acara. Rapat supervisi kedua juga telah diadakan pada tanggal 28 Desember 2023 untuk memberikan update intervensi setiap badan dan inisiasi pembuatan LPJ dan borang evaluasi.
Pada periode tahun 2023, intervensi Community Development Cikini Ampiun sudah diimplementasikan oleh hampir seluruh badan di IKM FKUI. Meskipun terdapat cukup banyak kegiatan, warga Cikini Ampiun tetap memiliki antusiasme yang tinggi dalam setiap kegiatan. Di bulan Januari, AMSA-UI melaksanakan AMSA Health Day dengan membawakan indikator kesehatan ibu dan anak. Tidak berhenti disana, AMSA Health Day kembali diadakan pada bulan Desember untuk mengevaluasi kembali kesehatan ibu dan anak di daerah Cikini Ampiun. Pada bulan Maret, CIMSA-UI mengadakan kegiatan AWARE dengan membawakan indikator penyakit tidak menular. Selanjutnya, Stunica kembali mengadakan intervensi pada indikator kesehatan lingkungan yang dikerucutkan pada penyakit diare pada bulan September. Terakhir, BEM IKM FKUI juga mengadakan intervensi pada indikator kesehatan lingkungan secara khusus penyakit demam berdarah dengue (DBD) dalam bentuk program Sekolah Hijau.
Selama menjadi bagian dari tim supervisi, Natasha juga merasa sangat senang melihat antusiasme dari badan-badan di IKM sebagai penyelenggara dan keterbukaan dari warga-warga di Cikini untuk mengikuti rangkaian intervensi yang diadakan. Warga juga selalu memberikan kesan positif dalam setiap kegiatan yang membuat segala upaya yang dilakukan dalam penyelenggaraan kegiatan terasa sangat bernilai. Jennifer, selaku Wakil Kepala Departemen Pengabdian Masyarakat BEM IKM FKUI 2023, juga berharap agar kegiatan community development IKM FKUI ini dapat memberikan manfaat untuk kedua belah pihak, baik untuk IKM maupun untuk warga Cikini. Di tahun-tahun berikutnya, kami berharap agar badan-badan IKM FKUI tetap semangat untuk ikut menyukseskan program community development.
Perjalanan IKM FKUI bersama Cikini Ampiun memang sudah hampir setengah jalan, namun masih banyak sekali hal, cerita, pembelajaran, dan ilmu yang ingin kami bagikan dan dapatkan bersama dengan warga Cikini Ampiun. Berdampingan dengan seluruh IKM FKUI, Departemen Pengabdian Masyarakat BEM IKM FKUI memiliki harapan besar untuk menjadikan Cikini Ampiun sebagai wilayah yang mandiri dalam perjalanannya, terutama pada bidang kesehatan. Tunggu cerita-cerita selanjutnya dari Cikini Ampiun ya!
“In every community, there is work to be done. In every nation, there are wounds to heal. In every heart, there is the power to do it.”
– Marianne Williamson